الموضوع: Sesungguhnya Aku Hanya Melarang Orang Alim Untuk Berfatwa, Mengenai Perkara Apapun Dari Urusan Agama, Padahal Dia Masih Berusaha Mencari Kebenarannya..

النتائج 1 إلى 1 من 1
  1. افتراضي Sesungguhnya Aku Hanya Melarang Orang Alim Untuk Berfatwa, Mengenai Perkara Apapun Dari Urusan Agama, Padahal Dia Masih Berusaha Mencari Kebenarannya..

    Sesungguhnya Aku Hanya Melarang Orang Alim Untuk Berfatwa, Mengenai Perkara Apapun Dari Urusan Agama, Padahal Dia Masih Berusaha Mencari Kebenarannya..

    اقتباس المشاركة 294665 من موضوع Balasan Imam Untuk Yang Nama Panggilannya Penuntut Ilmu

    sumber

    - 4 -

    Al Imam Naser Mohammed Al Yamani
    27 – 06 – 1429H
    02 – 07 – 2008
    08:19 pm
    ـــــــــــــــــ



    Sesungguhnya Aku Hanya Melarang Orang Alim Untuk Berfatwa, Mengenai Perkara Apapun Dari Urusan Agama, Padahal Dia Masih Berusaha Mencari Kebenarannya..



    Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, selanjutnya..

    Saudaraku yang budiman Penuntut Ilmu, semoga kesejahteraan tetap ke atas kalian beserta rahmat Allah Ta’ala dan keberkahan-Nya, semoga salam kesejahteraan tetap ke atas kita, juga ke atas semua hamba Allah yang soleh di setiap zaman dan tempat hingga Hari Pembalasan, aku tidak membeza-bezakan seorangpun dari para utusan Allah seluruhnya

    Aku seru manusia dengan seruan dakwah kebenaran yang sama, seruan kebenaran yang dibawa oleh seluruh utusan, yaitu beribadahlah kalian semua kepada Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka yang demikian itu merupakan sebuah kezaliman yang besar terhadap dirinya, seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh



    Kitabullah dan Sunnah Rasulullah -shollallaahu ‘alayhi wasallam- adalah hujjahku yang nyata, aku tidak membeza-bezakan antara Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, aku berpegang teguh pada keduanya, aku tidak mengikuti hadits-hadits palsu yang bertentangan dengan keduanya, aku tolak perkara yang bertentangan secara keseluruhan maupun perincian, dan aku tidak mengikuti pendapat orang-orang lain tanpa dalil bukti yang menerangkan

    Demikian itu kerana mereka bukan para nabi dan rasul, kerana para nabi dan rasul tidak berkata-kata mengikut kemauan hawa nafsu, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir atau selainnya, hanya sahaja aku tidak mahu bicara tentang mereka kecuali kebaikan, hisab perhitungan mereka terserah Allah, aku tidak dijadikan oleh Allah untuk memperhitungkan mereka, sesungguhnya mereka hanyalah para mujtahid yang berusaha mendapatkan kebenaran

    Akan tetapi aku larang untuk berfatwa dengan ijtihad secara keseluruhannya maupun perinciannya, dan pada masa yang sama aku umumkan bahawa ijtihad adalah perkara yang wajib ke atas para penuntut ilmu, lantaran bagaimana mereka dapat mengetahui kebenaran dan Allah menunjuki mereka kepada kebenaran, sekiranya mereka tidak bersungguh-sungguh untuk mencari kebenaran itu
    ?
    Sehinggalah bilamana Allah telah menunjuki mereka kepada kebenaran dengan ilmu pengetahuan, hujjah dan dalil yang menerangkan, maka ketika itu barulah mereka dapat menyeru dan mengajak manusia dengan hujjah yang nyata dari Tuhan mereka, demikian itulah ijtihad yang wajib ke atas semua orang yang bepergian untuk menuntut ilmu dari para ulama umat, hanya sahaja aku melarang orang alim untuk berfatwa mengenai perkara apapun dari urusan agama, padahal dia masih berusaha mencari kebenaran mengenai masalah ini, lalu kemudian dia mengatakan
    "Jika aku salah, maka kesalahan itu dari diriku"
    !


    Oleh itu kami katakan padanya, bagaimana engkau berfatwa kepada umat mengenai permasalahan ini, sedangkan engkau belum menjangkau ilmu pengetahuan dan dalil bukti yang menerangkan? Jika demikian, engkau tidak tahu adakah fatwamu benar tanpa syak dan ragu, ataupun fatwamu mungkin salah, maka berhati-hati dan berwaspadalah, kerana yang demikian itu merupakan amalan kesukaan syaitan, dan Al Qur’an melarang engkau mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak engkau ketahui;

    Namun pertama-tamanya, hendaklah engkau mencari dalil bukti dalam Al Quran, sekiranya engkau tidak menemukannya, maka tiada lain bagimu kecuali mencarinya dalam Sunnah Nabi -shollallaahu ‘alayhi wasallam-, dengan syarat engkau tidak membawakan hadits kecuali setelah membandingkannya dengan Al Qur’an, adakah ada suatu yang bertentangan pada hadits itu dengan ayat-ayat Allah yang muhkamat, ayat-ayat yang telah Allah jadikannya sebagai Ummul Kitab, pokok-pokok isi kandungan Al Qur’an, yang menjadi dasar dan asas utama bagi agama Islam yang hanif ini

    Sekiranya tiada suatu perkara padanya yang bertentangan dengan ayat-ayat muhkamat, maka terimalah hadits itu sekalipun tiada bukti baginya dalam Al Qur’an, aku tidak melarang kalian untuk mengambil hadits itu sementara ianya diriwayatkan dari Rasulullah -shollallaahu ‘alayhis salam-, aku mohon perlindungan kepada Allah dari termasuk kalangan orang-orang yang tidak mengetahui


    Namun malangnya kebanyakan dari pencari kebenaran tidak memahami akan hakikat seruan dakwah Al Imam Naser Mohammed Al Yamani, ada di antara mereka yang menyangka bahawa aku ini menyeru hanya kepada Al Qur’an sahaja dengan meninggalkan sunnah nendaku Muhammad Rasulullah -shollallaahu ‘alayhi wasallam-, bagaimana aku meninggalkan Sunnah Rasulullah, padahal ianya tidak menambahkan pada Al Qur’an melainkan tambahan keterangan dan penjelasan
    ?
    Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
    Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan, (44) Maha Benar Allah [An Nahl], aku berlindung kepada Allah dari membeza-bezakan antara hadits Allah (Al Qur’an) dan hadits Rasulullah (As Sunnah), yang telah Allah jadikan keduanya itu saling melengkapi; Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya


    Bertakwalah kalian kepada Allah wahai kaum, sesungguhnya aku hanya mengingkari hadits yang bertentangan dengan Kitabullah pada ayat-ayat Al Qur’an yang muhkamat, ayat-ayat yang tiada sesiapa mengingkarinya melainkan dia akan binasa, aku fatwakan bahawa suatu hadits itu palsu tanpa syak dan ragu

    Ianya merupakan makar tipudaya untuk menentang Allah dan Rasul-Nya, yang datang dari manusia-manusia yang Allah berfirman mengenai mereka dengan nash Al Qur’an, bahawa mereka dari kalangan muslimin secara luaran sahaja, mereka telah datang kepada Muhammad Rasulullah -shollallaahu ‘alayhi wasallam- dan mereka mengatakan ‘Kami mengakui bahawa tiada tuhan selain Allah dan engkau (wahai Muhammad) adalah utusan Allah’, padahal Allah mengetahui bahawa mereka itu benar-benar pendusta

    Mereka telah menjadikan sumpah mereka sebagai perisai untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, bukan Naser Mohammed Al Yamani yang mengatakan demikian; namun ianya adalah firman Allah untuk kalian wahai sekalian umat Islam, berapa kali aku harus mengulangi ayat-ayat ini mudah-mudahan kalian memperhatikan dan dapat mengambil pelajaran
    ?
    Allah Ta’ala berfirman:
    Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (1) Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (2)
    Maha Benar Allah
    [Al Munafiqun]


    Akan tetapi sayangnya, kalian tidak tahu bagaimana perencanaan yang ada pada mereka untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, sungguhpun Allah telah menjelaskan kepada kalian dalam Al Qur’an, mengapa mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah.

    Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan, dan kelak kalian akan temukan pada ayat yang lain dalam topik yang sama, bagaimana caranya mereka melakukan makar tipudaya mereka, bukan qias dan tidak pula ijtihad dariku; bahkan dengan kebenaran dari Tuhan kalian, dari Kitabullah Al Qur’an yang ada pada kalian sejak lebih dari 1429 tahun

    Tahukah kalian wahai sekalian ulama umat, mengapa syaitan-syaitan manusia dari kalangan Yahudi menjadikan sumpah mereka sebagai perisai untuk menghalangi manusia dari jalan Allah? Bagaimana cara yang mereka lakukan untuk menghalangi kebenaran? Sekiranya menggelisahkan kalian untuk mengetahui yang demikian, maka kembalilah kalian merujuk Al Qur’an, dan kelak kalian akan temukan apa jenis perencanaan jahat mereka itu

    Allah memberitakannya kepada kalian dengan firman-Nya, bahawa mereka telah melakukan yang demikian itu supaya mereka dapat menjadi termasuk di kalangan periwayat hadits, agar mereka dapat berencana mengatur siasat di malam hari dengan membuat hadits-hadits yang tidak diucapkan oleh Muhammad Rasulullah
    -shollallaahu ‘alayhi wasallam-

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung. (81) Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (82)
    Maha Benar Allah
    [An Nisaa]

    Demikianlah makar tipudaya dari mereka yang secara luarannya sebagai para sahabat Rasulullah, padahal mereka adalah syaitan-syaitan manusia dari kalangan Yahudi, yaitu kalangan mereka yang mengatakan:
    "Kami bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan kami bersaksi engkau adalah utusan Allah wahai Muhammad"
    -shollallaahu ‘alayhi wasallam-

    Allah telah mengajarkan kepada kalian, bahawasanya mereka hanya menjadikan yang demikian itu sebagai perisai, untuk menghalangi manusia dari jalan Allah dengan hadits-hadits yang bukan dari sisi Allah dan tidak pula dari Rasul-Nya


    Aku adalah Al Mahdi Al Muntadhar, aku nyatakan bahawa Al Qur’an itu adalah dari sisi Allah, begitu juga Sunnah Nabi Muhammad Rasulullah -shollallaahu ‘alayhi wasallam- dari sisi Allah, tidaklah Nabi berkata-kata dengan menuruti hawa nafsunya, sekiranya kalian bertadabbur merenungkan dengan baik ayat-ayat ini wahai sekalian ulama umat, kelak kalian akan mendapati bahawa Allah tidak menjanjikan kepada kalian untuk memelihara hadits-hadits dari Nabi
    -shollallaahu ‘alayhi wasallam-

    Akan tetapi Allah menjanjikan kepada kalian untuk menjaga dan memelihara Al Qur’an dari pemalsuan, agar ianya menjadi sumber rujukan pada setiap perkara yang diperselisihkan oleh para ulama hadits, bahawa mereka perlu bertadabbur merenungkan Al Qur’an, dan sekiranya hadits yang diriwayatkan ini adalah rekayasa pembohongan terhadap Allah dan Rasul-Nya, maka tentu sahaja dengan yakin dan pastinya, kelak kalian akan temukan banyak pertentangan antara hadits palsu itu dan Al Qur’an

    Sesungguhnya Allah telah menjadikan ini sebagai peraturan yang para ulama hadits perlu kembali merujuknya, untuk menyelesaikan perdebatan dan konflik yang tersebar luas di antara mereka perihal beberapa hadits yang diriwayatkan, sebahagian di antara mereka ada yang membenarkannya sementara ada yang lain pula mempertikaikan keshahihannya, maka di sini Allah telah memerintahkan kalian agar membuat perbandingan antara hadits yang diriwayatkan ini dari Nabi dan antara Al Qur’an, lalu Allah mengajarkan kepada kalian bahawa sekiranya hadits ini datang dari selain Allah, maka kelak kalian akan dapati antara hadits itu dan Al Qur’an ada banyak pertentangan.


    Kami telah menuliskan bayan keterangan mengenai perkara ini, sertakan link pautan bayan supaya Penuntut Ilmu dapat merenungkannya wahai Ibn Omar, berlembutlah engkau melayaninya wahai “lelaki yang bergegas dari hujung kota”, bersabarlah engkau terhadapnya sehingga jelas baginya kebenaran dari kebatilan

    Sekiranya Allah menunjukinya kepada kebenaran itu, adalah lebih baik bagimu dari dunia dan seisinya, maka janganlah engkau memberi jalan kepada syaitan terhadapnya, hingga bangkit kesombongan dalam dirinya dengan berdosa, sekalipun telah jelas kebenaran baginya, jika engkau menjengkelkannya dan menaikkan kemarahannya, tentu dia tidak akan mengikutimu, melainkan dia termasuk kalangan para hamba Ar Rahman, yang memendam kemarahan dan memberikan kemaafan mereka kepada manusia

    Bersungguhlah engkau dalam membimbing manusia kepada petunjuk, meskipun mereka mengutukmu atau menyakitimu maka bersabarlah engkau, kerana yang demikian itu termasuk hal-hal yang perlu diutamakan, aku ulangi perintahku padamu, jangan hapus dan padam apa-apa balasan dari para anggota forum, kecuali komen-komen yang berisi cacian dan makian terhadap Imammu

    Jangan pula engkau balas kutukan mereka, hapus sahaja ucapan cercaan dan makian, lalu setelah itu berikan kepada mereka kemaafan, sebesar-besar pemberian sedekah di sisi Allah Tuhan Semesta Alam. Pembenaran terhadap firman Allah Ta’ala:
    Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka berikan. Katakanlah: "Pemberian maaf", Maha Benar Allah [Al Baqarah:219], kerana pemberian maaf adalah sedekah terbesar dalam Kitabullah, maka maafkanlah dan berlapang dadalah terhadap mereka, semoga Allah memaafkan kalian dan mengampuni kalian, Dia-lah sebaik-baik yang memberikan ampunan dan kemaafan


    Salam ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..

    Saudara kalian, Al Imam Al Mahdi Naser Mohammed Al Yamani

    ـــــــــــــــــــ


    اقتباس المشاركة 3976 من موضوع ردود الإمام على المكنّى طالب العلم: إلى طالب العلم هَلُمّ إلى الحوار..





    - 4 -
    الإمام ناصر محمد اليماني
    27 - 06 - 1429 هـ
    02 - 07 - 2008 مـ
    08:19 مساءً
    ـــــــــــــــــ


    وإنما أحرّم الفتوى عن أيّ أمرٍ من أمور الدين على العالم وهو لا يزال مجتهداً ..

    بسم الله الرحمن الرحيم، وسلامٌ على المُرسلين والحمدُ لله ربّ العالمين، وبعد..
    أخي الكريم طالب العلم، السلام عليكم ورحمة الله تعالى وبركاته، السلام علينا وعلى جميع عباد الله الصالحين في كلّ زمانٍ ومكانٍ إلى يوم الدين ولا أفرّق بين أحدٍ من رُسل الله أجمعين وأدعو الناس إلى نفس الدعوة الحقّ التي جاء بها جميع المرسلين أنِ اعْبُدوا الله وحده لا شريك له وأنّ من أشرك بالله فإن ذلك ظُلمٌ عظيمٌ على نفسه وكأنّما خرّ من السماء فتخطفه الطير أو تهوي به الريح إلى مكانٍ سحيقٍ.

    وكتاب الله وسنّة رسوله صلّى الله عليه وآله وسلم بصيرتي، ولا أفرق بين كتاب الله ورسوله مُستمسكٌ بها فلا أتّبع ما خالفهم من الأحاديث الموضوعة فأنكرها جُملةً وتفصيلاً ولا أتّبع أقوال الآخرين بغير سلطانٍ مُنيرٍ وذلك لأنّهم ليسوا أنبياء ومُرسلين ولذلك لا ينطقون عن الهوى كابن تيمية أو ابن كثير أو غيرهم، غير أني لا أقول فيهم إلا خيراً وحسابهم على الله وما جعلني الله عليهم حسيباً وإنما كانوا مُجتهدين،
    ولكني أحرّم الفتوى بالاجتهاد جُملةً وتفصيلاً وفي نفس الوقت أعلن الاجتهاد أمراً مفروضاً على طُلاب العلم، إذ كيف يعلمون الحقّ ويهديهم الله إلى الحقّ إذا لم يجتهدوا في البحث عن الحقّ؟ حتى إذا هداهم الله إلى الحقّ بعلمٍ وبصيرةٍ وسلطانٍ منيرٍ فعند ذلك يدعون الناس على بصيرةٍ من ربّهم، وذلك هو الاجتهاد المفروض على جميع الذين ينفرون لطلب العلم من علماء الأمّة، وإنما أحرّم الفتوى عن أي أمرٍ من أمور الدين على العالِم وهو لا يزال مجتهداً في هذه المسألة ومن ثم يقول إن أخطأت فمن نفسي! ومن ثم نقول له فكيف تُفتي الأمّة في هذه المسألة وأنت لم تتوصل إلى العلم والسلطان المُنير؟ إذاً أنت لا تعلم هل فتواك هي الحقّ بلا شكٍّ أو ريبٍ أو قد تكون باطلةً فاحذر فذلك من عمل الشيطان ومحرَّم في القرآن أن تقول على الله ما لم تعلم؛ بل تبحث عن السلطان أولاً في القرآن العظيم فإذا لم تجد فليس لك غير الذهاب إلى سنّة محمدٍ رسول الله صلّى الله عليه وآله وسلم شرط أن لا تأتِ بحديثٍ إلاّ وقارنته مع القرآن العظيم هل يخالف شيئاً من آيات الله المحكمات واللاتي جعلهنَّ الله هنّ أمّ الكتاب وأصل هذا الدين الإسلامي الحنيف، فإذا لم يخالفهن في شيءٍ فخذ بهذا الحديث حتى ولو لم يكُن له برهانٌ في القرآن فلا أحرّم الأخذ به وهو مرويٌّ عن رسول الله صلّى الله عليه وآله وسلم وأعوذ بالله أن أكون من الجاهلين.

    ولكن للأسف لم يفهم كثيرٌ من الباحثين عن الحقيقة حقيقة دعوة الإمام ناصر محمد اليماني، فمنهم من يظنّ بأني أدعو إلى القرآن وحده تاركاً سنة جدّي محمدٍ رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم، فكيف أتركها وهي لا تزيد هذا القرآن إلا بياناً وتوضيحاً؟ تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} صدق الله العظيم [النحل:44]، وأعوذ بالله أن أفرّق بين حديث الله وحديث رسوله والذي جعلهما الله يكمّلان لبعضٍ؛ كتاب الله وسنّة رسوله.

    فاتقوا الله يا قوم، إنما أكفر بما خالف كتاب الله في آياته المُحكمات واللاتي لا يزيغ عنهنّ إلا هالكٌ، وأفتي أنّ ذلك حديثٌ موضوعٌ بلا شكٍّ أو ريبٍ ومكرٍ ضدّ الله ورسوله من أناس أخبركم الله عنهم بنصّ القرآن العظيم إنّهم من المُسلمين ظاهر الأمر وجاءوا إلى محمدٍ رسول الله صلّى الله عليه وآله وسلم وقالوا نشهد أنّ لا إله إلا الله ونشهد إنك رسول الله ولكن الله يشهد إنّهم لكاذبون وإنّهم اتخذوا أيمانهم جُنّة ليصدّوا عن سبيل الله، ولم يقُل ذلك ناصرُ محمدٍ اليماني؛ بل ذلك قاله اللهُ لكم يا معشر المسلمين، فكم أكرر تلك الآيات لعلكم تتذكّرون؟ وقال الله تعالى:
    {إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّـهِ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّـهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّـهِ ۚ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2)} صدق الله العظيم [المنافقون].

    ولكن للأسف لا تعلمون كيفية الخطة لديهم ليصدّوا عن سبيل الله برغم أنّ الله قد بيّن لكم في القرآن العظيم لماذا
    {اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}، وسوف تجدون طريقة مكرهم في آيةٍ أخرى وفي نفس الموضوع لا قياساً ولا اجتهاداً مني؛ بل الحقّ من ربكم الذي بين أيديكم من قبل أكثر من 1429عاماً، فهل تعلمون يا معشر علماء الأمّة لماذا اتخذ شياطينُ البشر من اليهود أيْمانَهم جُنّة ليصدّوا عن سبيل الله؟ ولكن كيف الطريقة التي يصدّون بها عن الحقّ؟ فإذا كان يهمّكم أن تعلموا ذلك فارجعوا إلى القرآن وسوف تجدون ما هو نوع الخطة الخبيثة، ويفتيكم الله في ذلك ويقول أنّهم فعلوا ذلك لكي يكونوا من رواة الحديث فيُبيِّتون أحاديث غير التي يقولها محمدٌ رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم، وقال الله تعالى: {وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِّنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّـهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ وَكَفَىٰ بِاللَّـهِ وَكِيلًا (81) أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّـهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (82)} صدق الله العظيم [النساء]. فذلك هو مكر صحابة رسول الله ظاهر الأمر من شياطين البشر من اليهود من الذين قالوا: "نشهد أن لا إله إلا الله ونشهد أنّك رسول الله يا محمداً" صلى الله عليه وآله وسلم. وعلمكم الله إنما اتخذوا ذلك جنة ليصدّوا عن سبيل الله بأحاديث لم تكن من عند الله ورسوله.

    وأنا المهديّ المنتظَر أفتي بأنّ القرآن العظيم من عند الله وكذلك سنّة البيان عن محمدٍ رسول الله من عند الله ولا ينطق عن الهوى، وإذا تدبّرتم الآيات جيداً يا معشر علماء الأمّة فسوف تجدون بأنّ الله لم يعدكم بحفظ الأحاديث عن النّبيّ صلى الله عليه وآله وسلم ولكنه وعدكم بحفظ القرآن من التحريف ليجعله المرجع فيما اختلف فيه عُلماء الحديث بأنّ عليهم أن يتدبّروا القرآن وإذا كان هذا الحديث المروي افتراءً على الله ورسوله فحتماً ومؤكداً ويقيناً سوف يجدون أنّ بينه وبين القرآن اختلافاً كثيراً، وقد جعل الله هذا هو الناموس الذي يلجأ إليه علماء الحديث لحلّ النزاع الذي ذاع بينهم في شأن بعض الأحاديث المرويّة فيصدّقها بعضٌ منهم ويطعن في صحتها آخرون وهنا أمرهم الله بالمقارنة بين هذا الحديث المروي عن النّبيّ وبين القرآن العظيم ومن ثم علّمهم بأنّ هذا الحديث إذا كان من عند غير الله فسوف يجدون بينه وبين القرآن اختلافاً كثيراً.

    وسبق وأن كتبنا بياناً في هذا الشأن فأرفق رابطه يا ابن عمر ليتدبّر طالب العلم، وأرفق به يا (رجلاً من أقصى المدينة يسعى) واصبر عليه حتى يتبيّن له الحقّ من الباطل، ولئن هداه الله إلى الحقّ خيرٌ لك من الدنيا وما فيها فلا تجعل للشيطان عليه سبيلاً حتى تأخذه العزّة بالإثم حتى ولو تبيَّن له الحقّ إذا أغضبته فلن يتّبعك إلا أن يكون من عباد الرحمن من الكاظمين الغيظ والعافين عن الناس. واحرص على هُدى الناس وإن شتموك وإن آذوك فاصبر إن ذلك لمن عزم الأمور، وأكرّر لك الأمر أن لا تحذف من ردود الأعضاء شيئاً إلاّ ما كان فيه سبٌّ وشتمٌ لإمامك، فلا تشتمهم واحذف خطاب السبّ والشتم ومن ثم تصدّق عليهم بالعفو أعظم صدقة عند الله ربّ العالمين. تصديقاً لقول الله تعالى:
    {وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ} صدق الله العظيم [البقرة:٢١٩]، والعفو من أعظم الصدقات في الكتاب فاعفوا واصفحوا يعفو الله عنكم ويصفح وهو خير الغافرين.

    وسلامٌ على المُرسلين والحمدُ لله ربّ العالمين..
    أخوكم الإمام المهديّ ناصر محمد اليماني.
    ـــــــــــــــــــ


    اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..

المواضيع المتشابهه
  1. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 19-10-2015, 11:57 PM
  2. مشاركات: 1
    آخر مشاركة: 22-09-2015, 01:32 PM
  3. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 27-06-2015, 01:43 AM
  4. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 05-04-2014, 02:12 PM
  5. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 24-01-2013, 11:54 PM
ضوابط المشاركة
  • لا تستطيع إضافة مواضيع جديدة
  • لا تستطيع الرد على المواضيع
  • لا تستطيع إرفاق ملفات
  • لا تستطيع تعديل مشاركاتك
  •